Suluk
Suluk adalah salah satu bentuk sastera yang paling cepat berkembang ketika Islam mula menyebar di Jawa. Seperti serat atau ulat, titik sering menggunakan macapat. Suluk tumbuh dengan pengetahuan tentang tasawuf dan bersatu dengan kebudayaan Jawa. Dalam sains Sufisme, istilah ini bermaksud meningkatkan moral, membersihkan tindakan, dan masuk akal. Kesukaran ini bertambah baik pada zaman Kesultanan Demak. Di Suluk, ia biasanya mengajar kepercayaan kita dan Tuhan. Menurut Poerbatjaraka, keajaiban kesusastraan dapat tersebar dengan baik karena Majapahit runtuh, terutama di era Kekaisaran Demak. Para penyair dan ulama kemudiannya bersatu untuk menciptakan budaya Jawa yang baru. Kemudian, intisari sastera kesusasteraan kepercayaan Jawa dengan Islam. Banyak orang Jawa yang kemudian mengambil kesempatan daripada tuduhan-tuduhan dan ajaran-ajaran dari buku-buku asal Islam Arab. Sastera angka tidak selalu disebut "suluk", contohnya Serat Wirid Hidayat Jati oleh Rangga Warsita. Menurut R.S. Subediinata, sastera sedemikian adalah suluk kerana mengandung Sufisme.