APAKAH MAKSUD DEWANGGA dalam MELAYU?
Definisi dewangga dalam kamus Melayu
dewangga = kain ~ kain yg ditekat atau disulam dgn benang berwarna-warni utk membuat pelbagai corak atau gambar yg menarik, biasanya digantung di dinding dsb sbg perhiasan; sutera ~ kain sutera yg bercorak indah.
MELAYU BUKU YANG BERKAIT DENGAN «DEWANGGA»
Ketahui penggunaan
dewangga dalam pilihan bibliografi berikut. Buku yang berkait dengan
dewangga dan ekstrak ringkas dari yang sama untuk menyediakan konteks penggunaannya dalam kesusasteraan Melayu.
1
A grammar and dictionary of the Malay language with a ... - Halaman 42
Dewal, dewala (P). A wall; v. Diwal. Dewangga (JAv). Name of a kind of silk fabric; tapestry. Dewasa (s). Time, age, season; puberty; adult. Dewata (s). A god. Dewi (s). A goddess; the Hindu goddess Prawati; a lady, a woman of distinction. Di.
2
A Grammar and Dictionary of the Malay Language: With a ...
Dewangga (jav). Name of a kind of silk fabric ; tapestry. Dewasa (s). Time, age, season ; puberty ; adult. Dewata (s). A god. Dewi (s). A goddess; the Hindu goddess Prawati ; a lady, a woman of distinction»-- Dt An inseparable prefixed particle, ...
3
Sastra Nasionalisme Pascakolonialitas: - Halaman 133
Martin tentu bukan pengarang yang tidak dikenal atau tidak dihargai: Cerpennya cukup sering dapat kita baca di koran Minggu, bukunya diterbitkan penerbit mainstream, dan kumpulan cerpennya Leontin Dewangga (2003) mendapat ...
4
Malay magic: being an introduction to the folklore and ... - Halaman 27
The royal Ceiling-cloth and Hangings {tabir, langit-langit dewangga). ". The " Moving Mountains " (gunong dua berangkat), perhaps the names of two peaked pillows. 8. The royal Drums (gendang naubat) ; said to be " headed " with the skins ...
Walter William Skeat, Charles Otto Blagden, 1900
5
Hikajat Bachtjat: geschiedenis van Bachtijar - Halaman 58
Setelah itoe maka dibentangnja poela tilam beremas, maka dialasnja dengan kain dewangga beremas, dan beberapa bantal jang bepermata diatoernja dan poewan bernaga kepada kanan tilam itoe, dan hidangan ni'mat diatoernja ...
Adolf Frederich von de Wall, 1880
