RETROAKTIF SÖZCÜĞÜ MALEZYA DILI DİLİNDE NE ANLAMA GELİR?
Malezya Dili sözlükte «retroaktif» sözcüğünün
özgün tanımını görmek için tıklayın.
Tanımın Türkçe diline
otomatik çevirisini görmek için tıklayın.
Malezya Dili sözlükte retroaktif sözcüğünün tanımı
önceki bir tarihte yürürlüğe girdi ve yürürlüğe girdiği tarihte iletildi: yasaya uyan bir hüküm olmasına rağmen, suç işlendiğinde var olmayan kanunlar nedeniyle suçlanamaz. retroaktif mulai berkuat kuasa dr tarikh yg lalu, yg diundurkan tarikh berkuat kuasanya: seseorang tidak boleh didakwa mengikut undang-undang yg belum wujud ketika jenayah itu dilakukan walaupun ada peruntukan ~ dlm undang-undang.
Malezya Dili sözlükte «retroaktif» sözcüğünün
özgün tanımını görmek için tıklayın.
Tanımın Türkçe diline
otomatik çevirisini görmek için tıklayın.
«RETROAKTIF» İLE İLİŞKİLİ MALEZYA DILI KİTAPLAR
retroaktif sözcüğünün kullanımını aşağıdaki kaynakça seçkisinde keşfedin.
retroaktif ile ilişkili kitaplar ve Malezya Dili edebiyattaki kullanımı ile ilgili bağlam sağlaması için küçük metinler.
1
Cara Baru Mengasah Otak dengan Asyik: Temuan-temuan ...
Fenomenon ini dinamakan inhibisi retroaktif atau interferens (gangguan, campur tangan), dan itu telah terbukti berlaku pada berbagai pembelajaran dan tugas mengingat, dengan kesamaan lebih besar antara tugas pertama dan kedua yang ...
Allen D. Bragdon, David Gamon, 2005
2
Kejahatan terhadap kemanusiaan: dari Lokakarya ... - Halaman 45
menurut hukum kebiasaan internasional orang yang melakukan tindakan kekerasan {commission) atau pembiaran (omission) atas kekerasan dapat dituntut secara retroaktif. hr.uhl.ni Herlaku Surut it . Dalam perspektif hukum hak asasi ...
Komnas HAM (Indonesia), 2002
3
Kamus kata-kata serapan asing dalam bahasa Indonesia
... bertenang-tenang, menenangkan batin retribusi /retribusi/, (Lat) pemungutan uang oleh pemerintah sbg balas jasa msl utk kendaraan yg lewat di jalan (tertentu msl jalan tol) retroaksi /retroaksi/, (Lat) aksi yg berlaku surut retroaktif /retroaktif/, ...
4
Negara hukum, demokrasi & judicial review - Halaman 140
Terhadap kasus-kasus yang pernah memberlakukan ketentuan hukum pidana secara retroaktif pada umumnya adalah kasus-kasus kejahatan berat terhadap kemanusiaan, genocide, kejahatan perang. Penerapan secara retroaktif tersebut ...
5
Amandemen UUD 1945 dan implikasinya terhadap ...
memberlakukan Asas Non Retroaktif. Dengan demikian, berlakunya Asas Retroaktif di dalam Pasal 46 Undang-undang No. 26 Tahun 2000 adalah, batal demi hukum. Namun alasan tersebut tidak dapat diterima, pemberlakuan Asas Non ...
Didit Hariadi Estiko, Indonesia, 2001
6
Menjaga denyut konstitusi: refleksi satu tahun Mahkamah ...
Mereka menilai, prinsip retroaktif (pemberlakuan mundur) dapat diberlakukan pada kejahatan berat terhadap kemanusiaan, seperti genocide dan kejahatan perang. Penerapan retroaktif merupakan pemenuhan rasa keadilan rakyat, bahkan ...
Jimly Asshiddiqie, Refly Harun, Zainal A. M. Husein, 2004
7
HAM dalam dimensi/dinamika yuridis, sosial, dan politik & ...
Karena itu, penerapan hukum pidana setelah kejahatan terjadi {post facto criminal law) "melawan" prinsip tersebut. Menurut Indriyanto Seno Adji, asas retroaktif dengan segala permasalahannya hanya pengecualian sifatnya (eksepsional).
A. Masyhur Effendi, Taufani Sukmana Evandri, 2007
8
Konteks Kenegaraan Hak Asasi Manusia - Halaman 538
Rigiditas penerapan asas retroaktif dalam sistem peradilan HAM ini terlihat dalam pasal 43, bahwa diperiksa dan diputus atas usul DPR berdasarkan peristiwa tertentu dengan keppres. Secara ketat sistem hukum pidana lndonesia yang ...
9
Terorisme, perang global, dan masa depan demokrasi - Halaman vi
Bagian pertama buku ini, membahas sebuah perdebatan hukum tentang putusan Makamah Konstitusi yang membatalkan asas berlaku surut (retroaktif) UU No. I6/2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme terhadap peristiwa ...
Trimoelja Darmasetia Soerjadi, 2004
10
Prahara Trisakti dan Semanggi - Halaman 53
Kemudian penerapan asas retroaktif supaya tidak menimbulkan bias hukum sehingga terjadi kesewenang- wenangan dari para pelaksana hukum dan elit politik yang cenderung hanya sebagai political revenge (balas dendam politik) saja.
Fadli Andi Natsif, Indonesia, 2006
